Kamis, 18 September 2014

Pujian pada Sang Nabi Saw.



في مدح النبي صلى الله عليه وسلم
(Pujian pada Sang Nabi Saw.)

ظَلَمْتُ سُنَّةَ مَنْ أَحْيَى الظَّلاَمَ إِلَى ۞ أَنِ اشْتكَتْ قَدَمَاهُ الضُّرَّ مِنْ وَرَمِ
Kutinggalkan sunnah Nabi yang dilakukannya sepanjang malam.
Beribadah hingga kedua kakinya bengkak dan keram.

وَشَدَّ مِنْ سَغَبٍ أَحْشَاءَهُ وَطَوٰى ۞ تَحْتَ الْحِجَارَةِ كَشْحًا مُتْرِفَ الأَدَمِ
Nabi yang karena lapar mengikat pusarnya dengan batu.
Dengan batu ia ganjal perutnya yang halus itu.

وَرَاوَدَتْهُ الْجِبَالُ الشُّمُّ مِنْ ذَهَبٍ ۞ عَنْ نَفْسِهِ فَأَرَاهَا أَيَّمَا شَمَمِ
Kendati gunung-gunung siap menjadi emas untuk dirinya.
Tapi ia tolak tawaran itu dengan perasaan bangga.

وَأَكَّدَتْ زُهْدَهُ فِيْهَا ضَرُوْرَتُهُ ۞ إِنَّ الضَّرُوْرَةَ لاَ تَعْدُوْا عَلَي الْعِصَمِ
Masih perlu harta tapi ditolaknya, maka bertambahlah kezuhudannya.
Meski perlu pada harta tapi tiada sampai merusak kesuciannya.

وَكَيْفَ تَدْعُوْا إِلَى الدُّنْيَا ضَرُوْرَةَ مَنْ ۞ لَوْلاَهُ لَمْ تَخْرُجِ الدُّنْيَا مِنَ اْلعَدَمِ
Bagaimana mungkin Nabi butuh pada dunia.
Sedangkan tanpa dirinya dunia ini takkan pernah ada.

مُحَمَّدٌ سَيِّدُ الْكَوْنَيْنِ وَالثَّقَلَيْنِ ۞ وَالْفَرِيْقَيْنِ مِنْ عُرْبٍ وَمِنْ عَجَمِ
Muhammad Saw. adalah pemimpin dunia dan akherat.
Juga pemimpinnya jin dan manusia, bangsa Arab maupun non Arab.

نَبِيُّنَا اْلآمِرُ النَّاهِي فَلا أَحَدٌ ۞ أَبَرَّ فِيْ قَوْلِ لاَ مِنْهُ وَلاَ نَعَمِ
Nabi Saw. adalah sosok pelaku amar makruf nahi mungkar.
Tak satu pun seindah ia dalam berkata benar atau tidak benar.

هُوَالْحَبِيْبُ الَّذِي تُرْجَي شَفَاعَتُهُ ۞ لِكُلِّ هَوْلٍ مِنَ الْأَهْوَالِ مُقْتَحَمِ
Dialah kekasih Allah yang syafa’at-pertolongannya senantiasa dinantikan.
Dinanti dari segala ketakutan dan marabahaya yang datang mengagetkan.

دَعَا إِلَى اللَّهِ فَالْمُسْتَمْسِكُوْنَ بِهِ ۞ مُسْتَمْسِكُوْنَ بِحَبْلٍ غَيْرِ مُنْفَصَمِ
Dia mengajak kepada agama Allah yang lurus.
Mengikutinya berarti berpegang pada tali yang tak terputus.

فَاقَ النَّبِيِّيْنَ فِي خَلْقٍ وَفِيْ خُلُقٍ ۞ وَلَمْ يُدَانُوْهُ فِيْ عِلْمٍ وَلاَ كَرَمِ
Ia mengungguli para nabi dalam budi maupun rupanya.
Tak sanggup mereka menyamai ilmu dan kemuliaannya.

وَكُلُّهُمْ مِنْ رَسُوْلِ اللَّهِ مُلْتَمِسٌ ۞ غَرْفًا مِنَ اْلبَحْرِ أَوْ رَشْفًا مِنَ الدِّيَمِ
Bahkan nanti para nabi semua kan meminta darinya.
Seciduk lautan kemuliaannya dan setitik hujan ilmunya.

وَوَاقِفُوْنَ لَدَيْهِ عِنْدَ حَدِّهِمِ ۞ مِنْ نُقْطَةِ الْعِلْمِ أَوْ مِنْ شَكْلَةِ الْحِكَمِ
Para nabi kan berdiri dari tempat mereka di hadapannya.
Mengharap setitik ilmu atau sepercik hikmahnya.

فَهُوَ الَّذِي تَمَّ مَعْنَاهُ وَصُوْرَتُهُ ۞ ثُمَّ اصْطَفَاهُ حَبِيْبًا بَارِئُ النَّسَمِ
Dialah seorang Rasul yang sempurna batin dan lahirnya.
Terpilih sebagai kekasih Allah Sang Pencipta manusia.

مُنَزَّهٌ عَنْ شَرِيكٍ فِيْ مَحَاسِنِهِ ۞ فَجَوْهَرُ الْحُسْنِ فِيْهِ غَيْرُ مُنْقَسِمِ
Dalam hal kebaikannya tak seorang pun mampu menyaingi.
Inti keindahannya takkan bisa terbagi-bagi.

دَعْ مَاادَّعَتْهُ النَّصَارٰى فِيْ نَبِيِّهِمِ ۞ وَاحْكُمْ بِمَا شِئْتَ مَدْحًا فِيْهِ وَاحْتَكَمِ
Jauhkan darinya seperti perkataan yang dikatakan orang Nasrani pada Nabinya.
Dan tetapkanlah baginya Saw. pujian-pujian apapun yang kau suka.

فَانْسُبْ إِلَى ذَاتِهِ مَا شِئْتَ مِنْ شَرَفٍ ۞ وَانْسُبْ إِلَى قَدْرِهِ مَا شِئْتَ مِنْ عِظَمِ
Nisbatkanlah pada dzatnya segala kemuliaan sekehendakmu.
Dan nisbatkan pula pada martabatnya segala keagungan yang kau mau.

إِنَّ فَضْلَ رَسُوْلِ اللَّهِ لَيْسَ لَهُ ۞ حَدٌّ فَيُعْرِبَ عَنْهُ نَاطِقٌ بِفَمِ
Karena sungguh keutamaannya tak terbatas.
Tak ada satupun lisan yang kan mampu mengungkapkannya dengan kata-kata.

لَوْ نَاسَبَتْ قَدْرَهُ آيَاتُهُ عِظَمًا ۞ أَحْيَى اسْمُهُ حِيْنَ يُدْعَي دَارِسَ الرِّمَمِ
Jika mukjizatnya disamakan dengan keagungan dirinya.
Niscaya tulang-belulang kan hidup kembali dengan disebutkan namanya.

لَمْ يَمْتَحِنَّا بِمَا تَعْيَ الْعُقُوْلُ بِهِ ۞ حِرْصًا علَيْنَا فَلَمْ نَرْتَبْ وَلَمْ نَهِمِ
Tak pernah ia uji kita dengan yang tak diterima logika.
Dari sangat cintanya kepada kita hingga tiada ragu dan bimbang pada kita.

أَعْيَ الْوَرٰى فَهْمُ مَعْنَاهُ فَلَيْسَ يُرٰى ۞ لِلْقُرْبِ وَالْبُعْدِ مِنْهُ غَيْرُ مُنْفَحِمِ
Seluruh makhluk merasa sulit tuk memahami hakikat Sang Nabi.
Dari dekat maupun jauh, tak ada satu pun yang mengerti.

كَالشَّمْسِ تَظْهَرُ لِلْعَيْنَيْنِ مِنْ بُعُدٍ ۞ صَغِيْرَةً وَتَكِلُّ الطَّرْفُ مِنْ أَمَمِ
Bagaikan matahari yang tampak kecil dari kejauhan.
Sedangkan mata takkan mampu melihatnya bila berdekatan.

وَكَيْفَ يُدْرِكُ فِي الدُّنْيَا حَقِيْقَتَهُ ۞ قَوْمٌ نِيَامٌ تَسَلَّوْا عَنْهُ بِالْحُلُمِ
Bagaimana seseorang kan mampu mengetahui hakikat Sang Nabi.
Sedangkan ia telah merasa puas meski bertemu dengannya dalam mimpi.

فَمَبْلَغُ الْعِلْمِ فِيْهِ أَنَّهُ بَشَرٌ ۞ وَأَنَّهُ خَيْرُ خَلْقِ اللَّهِ كُلِّهِمِ
Puncak pengetahuan apapun tentangnya, Nabi Saw. tetaplah manusia.
Dan sungguh ia adalah paling baiknya seluruh ciptaanNya.

وَكُلُّ آيٍ أَتَي الرُّسُلُ الْكِرَامُ بِهَا ۞ فَإِنَّمَا اتَّصَلَتْ مِنْ نُوْرِهِ بِهِمِ
Segala mukjizat para rasul yang mulia sebelumnya.
Hanyalah sebetik pancaran dari cahayanya kepada mereka.

فَإِنَّهُ شَمْسُ فَضْلٍ هُمْ كَوَاكِبُهَا ۞ يُظْهِرْنَ أَنْوَارَهَا لِلنَّاسِ فِي الظُّلَمِ
Dialah matahari keutamaan, sedangkan para nabi lainnya adalah bintangnya.
Bintang dapat memantulkan cahaya berasal dari mentari, menerangi gulita.

أَكْرِمْ بِخَلْقِ نَبِيٍّ زَانَهُ خُلُقٌ ۞ بِالْحُسْنِ مُشْتَمِلٍ بِالْبِشْرِ مُتَّسِمِ
Alangkah mulia paras Sang Nabi yang dihiasi budi pekerti.
Yang memiliki keindahan dan bercirikan wajah berseri-seri.

كَالزَّهْرِ فِيْ تَرَفٍ وَالْبَدْرِ فِيْ شَرَفٍ ۞ وَالْبَحْرِ فِيْ كَرَمٍ وَالدَّهْرِ فِيْ هِمَمِ
Kemegahannya bak bunga, kemuliaannya bak purnama.
Kedermawanannya bak lautan, kesemangatannya bak sang waktu.

كَأَنَّهُ وَهُوَ فَرْدٌ فِيْ جَلاَلَتِهِ ۞ فِيْ عَسْكَرٍ حِيْنَ تَلْقاَهُ وَفِيْ حَشَمِ
Ia bagaikan, dan memang, tiada taranya dalam keagungan.
Baik tatkala berada di sekitar kerabatnya maupun di tengah pasukan.

كَأَنَّمَا اللُّؤْلُؤُ الْمَكْنُوْنُ فِيْ صَدَفٍ ۞ مِنْ مَعْدِنَى مَنْطِقٍ مِنْهُ وَمُبْتَسَمِ
Bak mutiara yang tersimpan dalam kerangnya.
Berasal dari dua sumber, yakni ucapan dan senyumannya.

لاَ طِيْبَ يَعْدِلُ تُرْبًا ضَمَّ أَعْظُمَهُ ۞ طُوْبَى لِمُنْتَشِقٍ مِنْهُ وَمُلْتَثِمِ
Tiada keharuman melebihi tanah yang mengubur jasadnya.
Sungguh beruntung orang yang menghirup dan mencium tanahnya.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَزِدْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَي آلِهِ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar