Pembacaan Burdah merupakan suatu bentuk dzikir untuk
bershalawat kepada Baginda Nabi Saw. Digambarkan tidurnya al-Bushiri merupakan
suatu vision, impian di dalam kaum sufi sehingga karena itu suka sekali untuk
membaca:
مَوْلاَيَ صَلِّ
وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا ۞ عَلَى حـَبِيْبِكَ خـَيْرِالْخَلْقِ كُلِّهِمِ
Shalawat ini dibaca tiap kali sesudah membaca bait
Burdah. Diceritakan bahwa al-Gharnawi membacakannya tiap malam agar bertemu
dengan Nabi Saw. dalam tidurnya, tetapi tidak pernah berhasil. Lalu ia
menanyakan hal tersebut kepada seorang syaikh dan dijawab: “Barangkali
engkau tidak memenuhi syaratnya.”
Al-Gharnawi berkata: “Saya sudah melaksanakannya
dengan sempurna.”
Syaikh itu lalu memeluknya dan berkata: “Sesungguhnya engkau
tidak membacanya sebagaimana al-Bushiri membacakannya untuk Nabi Saw. yaitu:
مَوْلاَيَ صَلِّ
وَسَلِّمْ دَائِمًا أَبَدًا ۞ عَلَى حـَبِيْبِكَ خـَيْرِالْخَلْقِ كُلِّهِمِ
Ibnu Khaldun pernah mempersembahkan Qashidah Burdah
tersebut kepada Timur Lank, Pangeran Abdul Qadir al-Jazairi. Lalu Sang Pangeran
menuliskan di benderanya satu bait Qashidah Burdah saat berperang melawan
Perancis, yaitu:
وَمَنْ تَكُنْ بِرَسُوْلِ اللَّهِ
نُصْرَتُهُ ۞ إِنْ تَلْقَهُ الأُسْدُ فِيْ
آجَامِهَا تَجِمِ
“Siapapun yang bersama
Rasulullah Saw. pasti kan meraih kemenangan.
Sampai singa di rimba pun jika menemuinya kan
diam gemetaran.”
Syaikh Hasan bin Muhammad Syaddad Ba Umar dalam kitab
Kaifiyat al-Wushul Liru’yat Sayyidina ar-Rasul Muhammad Saw. menyatakan: “Aku
telah diberitahu oleh tuan dan kekasihku, Sayyid Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad,
dimana sebagian para pencinta telah datang kepadanya dan meminta saran darinya
bagaimana dapat mimpi bertemu Nabi Saw. Lalu beliau menyuruh untuk membaca
suatu bait dari Qashidah Burdah, dimana setiap satu kali membaca bait itu,
hendaklah bershalawat atas Nabi Saw. 10 kali. Kemudian orang itu melaksanakan
perintahnya sehingga dapat bermimpi jumpa Rasulullah Saw. Adapun bait Burdah
yang dibaca tersebut yaitu:
نَعَمْ سَرٰى طَيْفُ مَنْ أَهْوٰى
فَأَرَّقَنِي
۞ وَالْحُبُّ يَعْتَرِضُ اللَّذَّاتِ
بِالْأَلَمِ
“Memang terlintas dirinya dalam mimpi hingga kuterjaga.
Tak hentinya cinta merindangi kenikmatan dengan derita.”
Al-Habib Husein bin Muhammad
al-Habsyi (saudara al-Habib Ali al-Habsyi shahib Maulid Simthud Durar) biasa
memimpin Dalailul Khairat di Mekkah. Kemudian beliau mimpi bertemu
Rasulullah Saw. yang memerintahkannya untuk membaca Burdah di majelis tersebut.
Dalam mimpi tersebut, Rasulullah Saw. berkata bahwa membaca Burdah sekali lebih
afdhal daripada membaca Dalailul Khairat 70 kali.
Ketika Hadhramaut
tertimpa paceklik hingga banyak binatang buas berkeliaran di jalan, Habib Abdurrahman
al-Masyhur memerintahkan setiap rumah untuk membaca Burdah. Alhamdulillah,
rumah-rumah mereka aman dari gangguan binatang buas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar