في منع هوى النفس
(Peringatan Bahaya Hawa
Nafsu)
فَإِنَّ أَمَّارَتِيْ بِالسُّوْءِ
مَا اتَّعَظَتْ ۞ مِنْ جَهْلِهَا
بِنَذِيْرِ الشَّيْبِ وَالْهَرَمِ
Sungguh hawa nafsuku tetap bebal tak tersadarkan.
Sebab tak mau tahu peringatan uban dan kerentaan.
وَلاَ أَعَدَّتْ مِنَ الْفِعْلِ الْجَمِيْلِ
قِرٰى ۞ ضَيْفٍ أَلَمَّ بِرَأْسِي غَيْرَ
مُحْتَشَمِ
Tidak pula bersiap dengan amal baik untuk menjamu.
Sang uban yang bertamu di kepalaku tanpa malu-malu.
لَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ أَنِّيْ مَا
أُوَقِّرُهُ ۞ كَتَمْتُ سِرًّا بَدَالِيْ مِنْهُ
بِالْكَتَمِ
Jika kutahu aku tak menghormati uban yang bertamu.
Kan kusembunyikan dengan semir rahasia ketuaanku itu.
مَنْ لِيْ بِرَدِّ جِمَاحٍ مِنْ
غَوَايَتِهَا ۞ كَمَا يُرَدُّ جِمَاحُ الْخَيْلِ
بِاللُّجَمِ
Siapakah yang kan mengembalikan nafsuku dari kesesatan.
Sebagaimana kuda liar dengan tali kekang ia dikendalikan.
فَلاَ تَرُمْ بِالْمَعَاصِيْ كَسْرَ
شَهْوَتِهَا ۞ إِنَّ الطَّعَامَ يُقَوِّي شَهْوَةَ
النَّهِمِ
Jangan kau tundukkan nafsu syahwatmu dengan maksiat.
Sebab makanan justru nafsu menjadi semakin rakus dan kuat.
وَالنَّفْسُ كَالطِّفْلِ إِنْ تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَي ۞ حُبِّ الرِّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ
يَنْفَطِمِ
Nafsu bagaikan bayi, bila kau biarkan kan tetap menyusu.
Namun bila kau sapih maka ia kan tinggalkan kebiasaan menyusu.
فَاصْرِفْ هَوَاهَا وَحَاذِرْ أَنْ
تُوَلِّيَهُ ۞ إِنَّ الْهَوٰى مَا تَوَلَّى يُصْمِ
أَوْ يَصِمِ
Maka kendalikan nafsumu jangan biarkan ia berkuasa.
Jika nafsu berkuasa sungguh ia kan membunuhmu dan membuatmu cela.
وَرَاعِهَا وَهِيَ فِي الْأَعْمَالِ
سَائِمَةٌ ۞ وَ إِنْ هِيَ اسْتَحْلَتِ الْمَرْعَي فَلاَ
تُسِمِ
Gembalakanlah nafsu, karena ia bagai ternak dalam amal budi.
Janganlah kau giring ke ladang yang ia sukai.
كَمْ حَسَّنَتْ لَذَّةً لِلْمَرْءِ
قَاتِلَةً ۞ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَدْرِ أَنَّ السَّمَّ
فِي الدَّسَمِ
Kerap ia goda manusia dengan kelezatan yang mematikan.
Tanpa ia tahu racun justru ada dalam lezatnya makanan.
وَاخْشَ الدَّسَائِسَ مِنْ جُوْعٍ وَمِنْ
شَبَعٍ ۞ فَرُبَّ مَخْمَصَةٍ شَرٌّ مِنَ
التُّخَمِ
Takutlah terhadap tipu daya lapar
dan kenyang.
Karena terkadang lapar itu lebih
buruk daripada kenyang.
وَاسْتَفْرِغِ الدَّمْعَ مِنْ عَيْنٍ
قَدِامْتَلَأَتْ ۞ مِنَ
الْمَحَارِمِ وَاْلزَمْ حِمْيَةَ النَّدَمِ
Cucurkanlah air matamu, mata yang
terpenuhi kedurhakaan.
Dan pegang-teguhlah benteng
penyesalan.
وَخَالِفِ النَّفْسَ وَالشَّيْطَانَ
وَاعْصِهِمَا ۞ وَإِنْ هُمَا مَحَضَاكَ النُّصْحَ
فَاتَّهِمِ
Lawan dan durhakailah tipu daya nafsu
dan setan.
Curigailah, meski keduanya terlihat menasihatimu
perhatian.
وَلاَ تُطِعْ مِنْهُمَا خَصْمًا
وَلاَحَكَمًا ۞ فَأَنْتَ تَعْرِفُ كَيْدَ الْخَصْمِ
وَالْحَكَمِ
Jangan pula kau patuhi keduanya,
baik sebagai musuh maupun wasit.
Karena kau paham bagaimana tipu daya
sang musuh dan wasit.
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ مِنْ قَوْلٍ
بِلاَعَمَلٍ ۞ لَقَدْ نَسَبْتُ بِهِ نَسْلاً لِذِيْ
عُقُمِ
Kumohon ampunan Allah dari ucapan tanpa amal.
Sungguh hal itu kusamakan dengan keturunan bagi orang yang mandul.
أَمَرْتُكَ الْخَيْرَ لٰكِنْ مَاائْتَمَرْتُ
بِهِ ۞ وَمَااسْتَقَمْتُ فَمَا قَوْلِيْ لَكَ
اسْتَقِمِ
Kau kuperintah suatu kebajikan yang tak kulakukan.
Tidak pula diriku lurus, maka apa guna kau kusuruh luruskan.
وَلاَ تَزَوَّدْتُّ قَبْلَ الْمَوْتِ
نَافِلَةً ۞ وَلَمْ أُصَلِّ سِوٰى فَرْضٍ وَلَمْ
أَصُمِ
Tiada bekal ibadah sunnah bagiku untuk menghadapi kematian.
Tiada pula aku berpuasa dan shalat kecuali hanya yang wajib kukerjakan.
اَللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَزِدْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَي آلِهِ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar